21.34

lost without you

Hey baby..
how is it going in your life at the time? Things are going not so well without you here. Kamu tau kan, saya paling benci yang namanya dibatasi. Dalam hal apapun. But you know what? Rasanya jadi “hilang tanpamu” sekarang. Seperti tak ada lagi yang bisa membatasi. Semua saya yang urus sendiri. Heran? Ya, pasti kamu akan berkata: lho bukannya sebelum bersamaku kamu memang begitu? Merasa tak butuh orang lain dalam hidup, bisa mengatasi semuanya sendiri, merasa jadi perempuan paling kuat didunia..
well baby, I was wrong.
Ketika kamu tak ada lagi disini, saya melemah. Tersadar jika kamu adalah penambah kekuatan dalam hidup saya, saya mengaku kalah. Untuk pertama kalinya saya mengerti pentingnya tebatasi. Untuk akhirnya, saya mengerti pentingnya ada kamu dalam hidup saya.
I lost baby, saya tersesat. Kemana saya harus berjalan setelah ini? Selama ini setelah kau tak ada lagi, saya hanya diam. Bukan karena saya tak tau apa yang harus dilakukan, tapi saya tak tau untuk apa dilakukan. Diam, tak bergerak, seperti habis batere pada diri saya.
Saya kira saya tak mungkin seperti ini, merengek pada hidup, meratapi nasib, bertanya terlalu banyak mengapa. Meskipun saya tau, sebanyak apapun saya bertanya, tak mungkin jawabannya muncul kemuka saya. Mencoba berfikir realis seperti biasanya, tetap tak membuat kamu berkurang dalam otak, malah semakin rumit rasanya isi kepala saya ini. Saya jadi mengerti sumber inspirasi orang2 menciptakan lagu2 yang dulu saya anggap cengeng. Dari hati. Untuk pertama kalinya saya tau bahwa hati benar exist adanya.
This post-brokenheart things memang benar2 merepotkan saya. Setengah mati saya coba bangun dari sini, sekuat tenaga saya coba untuk bergerak, mencoba mengingat yang biasanya saya bisa lakukan sebelum ada kamu dalam hidup saya. Tapi setiap moment yang terlintas tiba2, setiap tempat teristimewa, setiap lagu yang kebetulan terdengar, setiap koran pagi yang saya baca, semua melemahkan niat saya. Saya melemah, tanpamu. Dan tanpa lagi rasa malu, saya mengaku.
Teringat alasanmu untuk pergi, karena saya tak cukup ada disana bukan? Karena itu kamu buka duniamu untuk perempuan lain yang bisa tiap saat hadir disana. Diduniamu yang tak pernah cukup saya mengerti, yang tak pernah cukup saya tau. Saya bilang “saya tak akan pernah rela” saya bersungguh tak akan bahagia untuk kalian berdua. Saya tak percaya dia bisa membuatmu bahagia. Mungkin saja bisa, tapi tak bisa bertahan lama. Saya bukan berdoa untuk itu, baby, saya yakin saja. Seyakin bahwa kamulah orangnya. Seyakin bahwa kamu tak akan ada gantinya. Seyakin bahagia saya saat kamu ada dalam hidup saya. Seyakin saya pada dunia yang tak akan terus meletakkan saya dibagian bawah saja. Seyakin saya bahwa kebahagiaan akan terus bersama kamu dan saya. Tanpa dia.
Saya tidak benci padamu, baby. Tidak juga pada perempuan itu. Saya tak benci pada apapun yang terjadi pada kamu dan saya. Saya hanya ingin melihatmu bahagia, meskipun tidak bersama saya. Hingga mungkin suatu saat saya bisa ikut bahagia meliatmu bersamanya.
Saya ingat kamu berkata “dia tidak bersalah”. Ya, dia tak mungkin salah, karena dia tak kenal saya, karena dia tak tau apa-apa, karena dia tak tau mengapa dia bisa memikatmu sehingga meninggalkan saya. Ya, saya tau, dia tak bersalah. Dan saya, tidak menyalahkannya atas kepergianmu meninggalkan saya, untuk bersamanya.
Baby, setiap benci dari pikiran saya, setiap caci yang keluar dari mulut sahabat2 saya, setiap usaha untuk membuatmu tak ada, tidaklah nyata bagi saya. Yang nyata hanya hampa. Yang terasa hanya tak ada. Ketidak adaanmu di dunia saya.
I'm lost without you, baby..

saya kangen kita..

19 Januari 2009