19.29

ternyata...

Ternyata sumber air di mata saya masih ada
Selama ini hanya tersumbat saja
Dengan batu yang keras seperti baja
Ketika batu itu terkikis akhirnya
Air mata tak bisa berhenti keluar
Lepas
Tumpah semua

dia yang mengikis sumbat itu
dengan keputusannya
untuk terbang entah kemana


-28 Desember 2008,
sehari sebelum tanggal lahirnya.

21.32

friends..

What is a friend for you? Beberapa tahun yang lalu, waktu pertama kali saya menemukan mereka yang saya anggap sahabat, adalah saat semuanya begitu simple dan menyenangkan, saat dunia adalah memberontak dirumah, membolos kuliah, berkumpul bersama, dan mencoba semua yang dilarang agama. Semua dilakukan atas nama persahabatan. Kami menciptakan keluarga baru, kemana-mana bersama, tak lengkap jika ada salah satu tak ada. Bergerak bersama, menolong sesama yang sedang gundah dilanda masalah. Semua begitu indah.

Beberapa bulan terakhir, saya merasa tidak lagi ada di masa itu. Beberapa teman punya kesibukan baru, begitu pula saya. Waktu untuk berjumpa jadi makin sedikit, bertambah hal-hal yang harus terpikirkan seiring bertambah pula umur dan tanggung jawab. Kerja, uang, keluarga yang harus dibantu, kekasih, atau bahkan keluarga baru. Semua memakan pikiran dan waktu.

Memang masih terasa indahnya waktu kami bertemu, mencuri jumpa disela padatnya aktifitas dan rutinitas baru. Mengobati rindu pada masa muda itu. Saya rasa inilah masa hidup, bergulir maju. Akhirnya saya tau, dalam hidup tak hanya senang-senang yang jadi nomor satu. Banyak susah menunggu, dan saya tak bisa hindari itu. I guess, setiap orang yang pernah mengalami proses dewasa juga tau, benar tidak?

Alur hidup yang baru diusia lebih dari seperempat abad, membuat kami tak bisa selalu bergerak bersama lagi. Tingginya aktifitas saya tak lagi sinkron dengan keadaan badan, mau tak mau saya harus jaga kondisi sendiri. Tak tertarik lagi pergi disko tiap weekend, tubuh sudah capai bekerja seminggu sebelumnya. Saya inginkan weekend adalah bangun siang, menikmati kopi dan koran tanpa tergesa dikejar waktu untuk bekerja. Tak bisa lagi minum Absolut dan Jack Daniel's bergantian tiap minggu, lambung saya sudah sensitif diumur ini. Salah makan atau minum sedikit, rasanya seperti mendekat ke ajal saja. Saya hanya sedikit lebih memikirkan diri sendiri, toh akhirnya hidup saya bukan milik mereka.

Saya dianggap menjauh. Saya disebut tak asik, terlalu jaga image, sok dewasa. Karena saya punya definisi baru untuk menggila. Karena di dunia saya sekarang, mabok diclub, menjadikan vodka sebagai dewa, tepar hingga tak sadar apa yang diperbuat, atau menghisap ganja, bukan lagi jadi hal yang membanggakan. Karena saya sedikit lebih memikirkan diri sendiri ketimbang berkumpul bersama.

Dan diumur hampir 27 tahun ini, saya dianggap tak lagi asik.

People change, I grow up. Bagi saya, saya hanya.... bertambah dewasa. Itu saja.

25 Desember 2008.

01.57

No Distance Left to Run

baru kali ini saya pajang karya orang lain diblog saya..
..saya speechless, tak bisa berkata, tak bisa berfikir, tak bisa bergerak.
Lagu ini, tepat merepresentasikan yang saya rasa saat ini..

Blur-No Distance Left to Run


It's over
You don't need to tell me
I hope you're with someone who makes you
feel safe in your sleep
and tonight
I won't kill myself, trying to stay in your life
I got no distance left to run

When you see me
Please turn your back and walk away
I don't want to see you
'Cause I know the dreams that you keep
That's where we meet
When your coming down, think of me here
I got no distance left to run

It's over, I knew it would end this way
I hope you're with someone who makes you feel
That this life is a life
One who settles down, stays around
Spends more time with you
I got no distance left to run

06.23

ini aku, bukan yang kau ingini

14 November 2008.. saat ku mulai meragukannya..


Biarkan aku tetap menjadi aku
bebaskan aku memaknai hidupku
lihat caraku mewarnai hidup, berikan komentar apa saja
nikmati gayaku tertawa, bermain, dan gembira
ini aku.
Ini hidupku.

Biarkan aku menjadi aku
jangan paksa aku merubah sesuatu
atau memang sebenarnya bukan aku yang ada diotakmu itu?
Lihat lagi dengan hati
ini aku, bukan yang kau ingini

masihkah akan ada kita kini?

04.40

my fault, i'm sorry...

I don't know what i have to say.. but if you feel this is what you have to do, then I'll be in silence.

I've chosen what i had to choose, and what i chose is you
i do what my hart says, and what my heart says is I love you
I say what you should hear, and what you hear is true
I believe what i feel, and what I feel is that I'm yours.

14 Nov 2008

05.24

kapan kawin?

7 November 2008

Kawin, menikah, apalah. What do you think?

Menikah. Marriage. Apalah sebutannya. Kata ini tambah sering terdengar didunia perempuan seusia saya. Kapan kawin? Awas kebablasan, ntar ga keburu umur, awas jadi perawan tua. Hah! Orang belum nemu jodoh kok didoain yang jelek mulu, malah ditakut2in bgitu. Lagian, sembarangan saja menuduh orang sebagai perawan tua. Siapa yang masih perawan?!

Mengapa tak bertanya atau berujar “ya semoga cepat dapet yg cocok” atau “kalau itu keputusanmu ya sudah”. Lebih enak didengar bukan? Memang suka aneh orang2 disekitar saya itu. Pasti mereka juga anggap saya aneh jika mendengar pendapat saya tentang kawin.

Well, saya tak tertarik pada yang mereka sebut Pernikahan. Tidak pernah tertarik. Bagi saya, pernikahan itu tak pernah jadi ending yang bahagia seperti cerita cinderella. Pernikahan itu awal dari bencana! First of all, bayangkan ya, you have to wake up and see the same person every morning for the rest of your life. You just have one person to have sex with, for the rest of your life. Saya tidak bisa hang out dengan teman2 lelaki lagi karena harus memegang teguh komitmen untuk berdua selamanya. Hah jika ingin berdua selamanya, kenapa harus ingin punya anak?

Kemudian ide tentang perempuan harus bangun lebih dulu dari suami, bikin sarapan dan kopi, membangunkan suami, dan menyiapkan peralatan mandi. Halooooowwh! Jika kalian para lelaki menginginkan perempuan seperti ini untuk istri kalian nanti, kalian masih menyebut diri kalian laki-laki? Masih minta dihormati sebagai kepala rumah tangga? Bangun lebih pagi dari istri saja tak bisa, gimana minta dianggap sebagai pemimpin rumah tangga? Lalu, yang paling parah, menyebut dirinya imam, tapi sholat subuh saja menunggu dibangunkan istri. Cuiiiihhh...!!! gimana saya mau tertarik menikah jika konsep yang ditawarkan dan diperlihatkan adalah seperti itu?

Tolong dong ya para orang2 yang lebih tua, kami ini generasi muda yang punya mata dan telinga hebat. Kasih liat pada kami wujud pernikahan yang benar. Lha wong sudah tau pernikahan membuat kalian sengsara begitu kok, seenaknya saja menyuruh kami untuk melakukannya juga.

Saya sih tidak skeptis dengan pernikahan. Jika ada yang ingin menikah, ya silahkan saja. Saya cuma menuliskan pendapat saja kok, siapa tahu bisa jadi bahan pertimbangan untuk kalian2 yang buru2 ingin menikah karena takut disebut perawan tua.

Well, siapa suruh umur segitu masih perawan?

08.25

what d'ya think?

..keadaan ideal.. hanya muncul dalam mimpi atau dalam pengharapan yang terlalu besar, padahal ia adalah sesuatu yang ternyata tidak bisa exist selamanya. Bisa saja ia muncul, tapi hanya sebentar, tidak mungkin berlama-lama. Karena manusia memang tidak pernah bisa bersyukur dengan apa yg sudah dipunya, kita bisanya mengeluh dan meminta lebih. Ini salah satu buktinya, saya yang selama ini merasa punya kemampuan untuk bersyukur dan berkecukupan, ternyata masih saja tidak puas dengan realita.

Saat saya merasa cukup lalu berniat untuk fokus pada salah satu diantara pria2disekitar saya, saya berharap pria yg saya seriusi ini berfikir dan bertindak sama seperti saya. Merasa cukup dengan satu pasangan saja. Tapi lihat, disaat saya merasa cukup pun saya menginginkan lebih. Mengapa tidak bisa saya bersyukur saja, karena akhirnya menemukan pria hebat yang bisa dilimpahi sms gombal, bisa ditelpon berjam-jam, dimarahi saat sedang PMS dan butuh pelampiasan, digunakan saat hasrat tak bisa ditahan. Mengapa harus berharap dia akan berfikir dan melakukan hal sama pada saya?

Lalu saat pria itu berperilaku tidak seperti yang saya harap, saya kecewa. Lalu menyalahkan dirinya, lalu mengasihani diri saya sendiri. Tetap saya susah untuk berfikir bahwa mungkin sayalah yang salah, saya yang membuat harapan terlalu tinggi, saya yang menghiasi harapan terlalu indah, saya yang merasa kurang disaat merasa cukup, saya yang berfikir setia itu ada.

Gitu deh. Bagi saya, kesetiaan itu memang tidak pernah ada. Kata sahabat saya, itu cuma bentuk keadaan ideal dari sebuah hubungan. Kata saya, realitanya kesetiaan itu tidak exist. Sama sekali tidak. Hilang sudah bagian-yang-memunculkan-pikiran-positif dari otak, terhapus pula beberapa harapan dari sana. Sudah.
Ada yang bisa bantu saya berfikir dengan benar, tidak?

07.28

tidak kuberi judul

blank.







tiba-tiba hampa.

01.52

so tired of you (i’m sorry..)

Saya kaget. Benar-benar kaget. Shock. Juga kecewa. Bagaimana seorang sahabat bisa berkata sedemikian jahatnya pada saya, didepan orang2 yang tidak benar2 mengenal saya seperti dia mengenal saya? Apa arti saya bagi dia? Tidakkah dia mengartikan saya sama seperti saya memaknainya?

best friend.

Dari dulu saya tak pernah paham dengan jalan pikirannya. Meskipun sudah bermiliar2 kali saya coba untuk memaklumi pikirannya yang ntah muncul dari otak atau dari mana, tetap saya tak bisa pahami yang terakhir ini. Bagaimana dia bisa sombong dengan kebodohannya? Mengapa dia harus bangga dengan keterbatasan berpikirnya?

Saya cape memakluminya, saya cape complain, saya cape bicara. Karena saya tau respon apa yang bakal saya terima kalau saya (sekali lagi) protes atas pikiran, perilaku, dan kata2nya. Saya hapal benar apa yang bakal keluar dari mulutnya jika saya bilang saya tersinggung dengan ucapannya. Dan saya tau, dia tidak akan mengerti maksud tulisan ini.

..karena itu saya diam saja.. saya cape berteman denganmu.

08.16

From a BiTch, to the oTheR oNe..

ini surat saya, buat seorang sahabat baik. Semoga bisa jadi inspirasi buat yg lainnya jika kalian ternyata punya jalan hidup yang mirip. Hey, at least, you're not alone...


Bitch,
Believe me, I know how you feel..


Saya tau rasanya bertahan pada satu hubungan yang –sebenernya kita tau- itu ga sehat. Mengesampingkan realita yang –sebenernya kita aware- untuk percaya bahwa harapan itu pasti terwujud. Saya tau banget.

Ya itulah bitch.. yang kita kira realita, ternyata sama sekali bukan. Itu cuma harapannya kita. Mimpinya kita doang ternyata. Kita.. yg selama ini ngaku realis, ternyata terjebak juga ya sama mimpi.. Tanya Fraud, ini termasuk alam bawah sadar atau engga? Ini memang unconsciousness, atau kitanya yang terlalu terobsesi ama pengharapan yg kita buat sendiri?

Hmmm… pengharapan vs realita. Duel maut bitch.

Kamu ga akan bisa berbuat apa2.. menghujat dia, menghujat keluarganya, menulis yang terburuk tentang perempuan itu, membuang semua pemberiannya, menangis, teriak, bercinta dengan banyak pria lain, pergi keluar kota, atau bunuh diri sekalipun, tidak akan membuat kenyataannya berubah.

Believe me, yang terberat bukan jika suatu hari kamu bertemu perempuan itu, atau membayangkan betapa dia jauh lebih hebat dari kamu. Yang terberat adalah mengaku kalah, dan menerima kekalahan itu. Tapi itulah tugasmu sekarang. Deal with it.

I’ve been there, and I survive.
We’re the super bitch, so I know you’ll make it too.
Don’t make any “someday I will”, or “someday he will” karena itu akan bikin pengharapan baru tentang kamu, dia, atau dia..
And you know that the other bitchez are gonna be around anytime you need us.

I love you, we love you… so fight, bitch!! Fight!!!


08.11

YaKin.

Aku tak tahu alasan apa yang tepat untuk menjelaskan situasi ini. Jika kalian bertanya seyakin apa aku padanya, hanya ada satu jawaban yang akan keluar dari mulut jahatku ini : saya yakin. Seyakin-yakinnya.

Dia.

Hmmm bahkan menulis sesuatu tentang dia pun aku kesulitan. Terdiam tiba-tiba. Padahal biasanya lancar sekali aku memikirkan kata-kata, menuliskannya, atau mengucapkan kata-kata itu langsung pada orang yang dituju. Well, tidak padanya.
Dia bikin aku diam. Tapi dalam diam itu pula aku berlompatan. Jungkir balik, tertawa terbahak-bahak, bertepuk tangan sekerasnya, mengangkat tangan keudara, membiarkannya bebas. Serasa dalam diam pula, ada angin semilir meniup wajah. Pelan, lalu lama-lama jadi nyaman.

Dia bikin aku tak perlu repot berkata-kata. Dia ajari aku menjelaskan dengan diam. Mungkin kalian tak akan paham, tapi dia tau maksudku. Dan itu, adalah lebih dari cukup untukku.
Jadi, ketika kalian bertanya seyakin apa aku padanya, jawabannya akan tetap sama : seyakin-yakinnya. Tak perlu panjang menjelaskan mengapa aku yakin. Tak perlu alasan untukku menjadi yakin. Aku dan dia tau yang sebenarnya. Kami menyimpannya hanya untuk kami saja. Lalu kami diam.

My friend once said, sometimes you don’t have to have any reason to do something. Sometimes it just happens, you just can’t help yourself into it. And that’s what happening to me at the time. I don’t have any explanation of why I care about this guy so much. All I know is that I want to be with him all the time.

all
the
time.

..for good.

05.29

WhaTeveR wiLL be, wiLL be Lah!

“Janji-janji yg terbatalkan, even2 penting yg terlupakan, moment special yg tak dapat dihadiri…”

..yang tertulis di balasan sms dari sahabat saya ketika saya bertanya, “resiko apa yang mungkin akan terjadi padaku karena menjadi pasangan seorang wartawan?”

Yup. Pasangan (meminjam istilah sahabat saya itu untuk menyebut seseorang yg sangat dicintai dan diharapkan ada untuk selamanya bersama) saya adalah kuli tinta. Wartawan. Manusia super, bahasa saya, karena kerjanya memang perlu kekuatan luar biasa supaya bisa survive. Pergi pagi-pagi mencari berita, memeras otak sorenya untuk menuliskan berita tadi agar mudah dibaca esok paginya, pulang larut malam dan masih harus mandi dan membereskan tempat tidur. Manusia super. Kalau saya, pasti sudah KO dihari ketiga.
Dan, ya, saya jatuh cinta.
Pada kuli tinta.

Ya, dia adalah wartawan ketika pertama kali saya berjumpa. Ya, dia adalah wartawan ketika pertamakali saya leleh karena sikap dan pemikirannya, dan ya, dia adalah wartawan…hingga sekarang saya tak bisa tanpanya.
Sama dengan sahabat saya (mungkin karena ini kita jadi sahabat ya Jeng? Banyak sekali persamaan, termasuk pemilihan pasangan.. =p), kami jatuh cinta pada wartawan. Manusia-manusia super itu.

Dan sahabat saya berucap, lewat sms, “Janji-janji yg terbatalkan, even2 penting yg terlupakan, moment special yg tak dapat dihadiri…”
Kumpulan kata yang sama sekali belum pernah terlikirkan oleh saya untuk menjadi pasangan wartawan. Sungguh, saya tersentak. Apa saya siap?

Well, in my defense, selama ini dunia memaksa saya untuk jadi seorang perempuan yang kuat. Dalam hal apapun. Hati, otak, dan fisik. Saya rasa tak akan ada masalah yang timbul jika yang mempersulit hanyalah jarak dan waktu. Saya punya hidup, dan dia membebaskan saya untuk menjalaninya dengan cara saya (that’s why I love you…), dia pun punya kehidupannya, yang saya biarkan dinikmati dengan caranya sendiri, sementara “kami” akan tetap disana, dimana-mana.

“Janji-janji yang terbatalkan, even2 penting yg terlupakan, moment special yang tak dapat dihadiri…”
Hampir saya goyah, sedetik tak yakin dengan apa yang saya punya. Wondering tentang kekuatan yang saya miliki. Meragukan idealisme, menimpanya dengan bertanya, sanggupkah mengimbangi realita?

Hmmm.. saya masih tak sanggup membayangkan yang akan terjadi nanti. Malas rasanya mengira-ngira yang belum (tentu) terjadi. Well, some say, what will be will be. Who knows what tomorrow will brings you. Yang saya tau, saya hanya ingin dia ada.
Selalu ada, meskipun tidak selalu disamping saya.

Karena saya
..tidak bisa tanpanya
(ternyata…)

20 agustus 2008

09.09

gombalku buatmu..

sayang,
aku tak butuh kabarmu..
..tak juga berguna fotomu disebelah ranjangku
yang selalu terlihat kala mataku terbuka
tiap pagi buta
atau hendak menutup ketika malam tiba..

sayang,
tak perlu kau balas sms-smsku
aku juga tak terlalu ingin dengar suaramu..
..membayangkanmu tak cukup hilang hausku

sayang,
tak berguna fotomu disebelah ranjangku

...aku ingin ketemu...



(pasti kamu langsung bilang : gombaaaaaaalll...!!!) hehehe
15 agustus 08, 23.19

03.25

Penuh dia.

26juli2007

Hati, kepala, otak, dan rasa. Penuh dia. Ada dimana-mana. Saya harus menghentikannya. Tolong saya, saya tak bisa. Saya jatuh cinta. Saya rasa iya. Tidak, tidak bisa. Saya tak boleh jatuh cinta. Saya tau apa rasanya, saya tau bagaimana akhirnya. Saya benci jatuh cinta. Tapi hati, kepala, otak, dan rasa, penuh dia. Ada dimana-mana. Tolong saya. Saya harus menghentikannya.


Saya tak mau! Jangan paksa saya untuk berharap! Saya tau kemana harapan saya selalu pergi. Ke tempat sampah patah hati, dimana sedih, tangis, dan sakit yang tidak diharapkan siapa-siapa berkumpul. Menjadi satu dalam tempat sampah itu. Saya benci berharap. Saya tak mau.


Sumpah saya butuh bantuan. Siapapun yang bisa membunuh harapan saya sekarang, tolong bunuh saja. Saya benci melihat harapan saya dibuang ke dalam tempat sampah itu karena tak ada yang peduli pada apa yang saya harapkan. Menoleh sedikit untuk sekedar tersenyum pada harapan saya pun tidak. Yang selalu mereka lakukan adalah tertawa setiap harapan saya berakhir di tempat sampah itu. Saya benci berharap!


Tolong saya, saya tau jatuh cinta selalu pergi bersama harapan. Berjalan seiringan, dengan sakit hati yang selalu siap dibelakang, mencari celah dan waktu yang tepat untuk ikut bercengkrama lalu mengambil alih suasana. Saya benci itu semua. Tolong saya, saya tak tau caranya mengusir harapan pergi.


Sumpah saya butuh bantuan. Siapapun yang bisa membunuh harapan saya, tolong bunuh saja. Karena jika tidak, maka harapan akan membunuh saya pelan-pelan. Dengan kuasa sang sakit hati yang selalu mengintai di belakang, mengambil alih suasana, menyebar kesedihan dan sengsara, menggerogoti hati, kepala, otak, dan rasa. Membiarkan saya mati pelan-pelan karena harapan. Tolong, bunuhkan harapan saya.


Hati, kepala, otak, dan rasa. Penuh dia. Ada dimana-mana. Saya harus menghentikannya.

03.22

ouch..

Ouch it hurts..

Deal with the real. Pengharapan dan pemikiran yang jauh dari imajinasi. Keluar dari jalur kenyataan. Salah jalan. Harus memaksakan diri kelar dari labyrinth otak, padahal sudah jauh saya berjalan.. dan berlari. Fuck! I hate this. Benci untuk mengaku kalah. Benci untuk mengalah. Benci harus mundur lagi, mengingat-ingat jalan keluar dari sini.

Fight. Lawan yang saya tantang bukan kelas rendahan. Saya harus maju lawan kenyataan.. senjata andalan saya remuk dikalahkan. Ego saya babak belur, tak bisa bertahan. Saya kalah. Menyerah pada realita.

Time heals. Saya butuh waktu. Untuk bantu saya sembuh. Dimana waktu? Tak bisakah saya bertemu? Rasanya seperti terjebak ditengah. Tanpa waktu, tanpa apa.

20.26

ENG.

Nothing is impossible in this life, you just have to believe.

Saya juga tak pernah menyangka. Tak pernah mengira sama sekali, menduga pun tidak. Dia yang selama ini tak pernah terlihat dalam sadar saya, mendadak muncul kepermukaan sadar. Perlahan jelas. Memang agak buram kali pertama dia ada, perlahan menjelas, dan semakin jelas. Sampai akhirnya saya sama sekali sadar. Bahwa dia ada, bahwa dia selalu ada, bahwa saya tak pernah menginginkannya tak ada.


Saya freak out. Tak pernah saya alami ini sebelumnya. Tak pernah saya meminta apapun yang sudah saya lepas untuk kembali. Tak penah saya menyangka ini bakal terjadi.
Tapi hati memang tidak disana untuk disimpan saja. Untuk pertama kalinya saya buka kuncinya, sampai tak ingat lagi kapan saya mememjarakannya supaya tidak bisa apa-apa. Saya juga tidak ingat lagi mengapa hati harus tersimpan rapat dengan gembok raksasa seperti itu. Saya hampir lupa saya punya hati.

Untung kuncinya tidak hilang. Pertama kalinya, saya pandangi kunci penyelamat itu. Agak berkarat, tapi saya yakin, masih bisa digunakan. Sempat saya ragu, nanti jika saya buka gemboknya, apa yang akan terjadi pada hati? Saya takut, nanti ia hancur lagi. Saya ingat sekarang, saya simpan hati saya baik-baik selama ini, agar ia disitu saja. Agar tidak terkontaminasi udara dan polusi. Agar ia utuh saja, tidak kemudian merapuh karena usia, lalu hancur digerogoti masalah.
Lalu tiba-tiba saja kotaknya terbuka. Hati muncul begitu saja. Kaget saya dibuatnya! Otak saja tidak mengira secepat itu saya membukanya. Tak sempat melihat prosesnya. Saya lemas, tidak tau apa yang harus dilakukan dengan hati. Sepertinya harus adaptasi.
.
Sekarang saya sudah terbiasa lagi dengannya. Saya bahagia gembok itu terbuka. Sumpah saya tak pernah menyangka.
.
Dan kamu. Iya kamu! Terimakasih buat keberadaanmu. Terimakasih untuk ada, untuk selalu ada, dan untuk bersabar sampai saya akhirnya tau bahwa saya tak pernah menginginkanmu tak ada.



….pengen ke Jogja segera…..

10.44

a TaLe aBouT my NaMe

Cerita ini, yang bikin saya bangga punya nama UTARI...

Hati Utari terbelah. Ada selaksa bahagia yang menoreh, sekaligus rasa kecewa yang mencabik. Seperti keajaiban saat Abimanyu, ksatria gagah perkasa putra Arjuna itu mampu menggendongnya dalam sayembara Junjung. Ksatria tampan itu hadir. Menyeruak di antara para ksatria muda yang bertanding untuk turut memperebutkan dirinya. Putri Kerajaan Wirata itu memang tersohor kecantikannya. Konon, hanya yang memiliki wahyu hidayat yang mampu mengangkat tubuh putri itu. Tak satupun ksatria mampu melakukannya. Hanya Abimanyu, pewaris kebesaran Pandawa, yang –akhirnya- berhasil memenangkan sayembara dan berhak mempersunting Utari.

Utari masih sangat muda ketika bersanding dengan Abimanyu. Hatinya riang saat mendengar bahwa suaminya masih perjaka. Itu Artinya Utari adalah satu-satunya tambatan hati Abimanyu. Tapi senja yang muram itu tiba saat mereka sedang masyuk berbulan madu. Kalabendana, raksasa utusan Gatotkaca tiba-tiba hadir di ambang pintu. Menjemput Abimanyu. Raksasa itu mengajak Abimanyu untuk kembali ke Plangkawati sebab istrinya, Sri Sendari, telah begitu lama merindukannya. Hati Utari teriris. Jelita putri Matswapati itu harus mencercap kenyataan pahit: dia seorang madu. Ada rasa perih sebab dia tidak mampu memiliki Abimanyu seutuhnya, tapi juga lahir rasa salah yang menonjok. Dia telah merebut seorang suami dari istrinya. Dia akan menjadi mala bagi kebahagiaan sebuah keluarga. Utari kalap.
Sumpah pun terlontar dari bibirnya yang bergetar, “Semoga kau mati dengan tubuh penuh luka, wahai putra Arjuna!”

Dan kita menyaksikan, di padang Kurusetra, Abimanyu harus menanggung kutukan istrinya itu. Abimanyu mati terajam panah. Tubuhnya melata dengan ratusan panah tertancap bagai duri landak. Kematian itu begitu menyayat. Yudhistira tak mampu menahan air mata. Pandawa berkabung. Mereka kehilangan calon pewaris tahta Hastinapura. Hanya Kresna yang mampu bersikap tenang. Abimanyu memang pahlawan yang pastas dikenang. Ksatria yang lahir dari rahim Dewi Sembadra itu berperang menghadapi ribuan balaterntara Kurawa seorang diri. Kekuatan Kurawa hampir dilumpuhkan seandainya aturan main Baratayudha ditegakkan. Tapi para senopati Kurawa menyusun siasat licik. Abimanyu dikeroyok dari segala penjuru hingga tubuhnya rebah dan tercacah.
Balakurawa bersorak atas kematian putra Arjuna itu. Mereka menari-nari mengelilingi tubuh rusak Abimanyu. Hanya Yuyutsu, salah satu putra Destarastra yang muak dan kecewa menyaksikan kelicikan para senopati Kurawa. Saudara Duryudhana itu akhirnya pergi meninggalkan medan Kurusetra dengan hati membara.

Utari merintih. Dia tak menyangka kutukannya menagih janji. Kematian itu begitu mengenaskan untuk ksatria pilih tanding sehebat Abimanyu. Dielusnya perutnya yang buncit dengan penuh kasih. Di sana bersemayam benih cintanya dengan mendiang suaminya. “Anakku!” suaranya lirih berbisik. “Sungguh malang nasibmu. Saat engkau lahir kelak, kau hanya akan menemukan seseorang yang kau sebut bunda. Mungkin kau bisa menyebut kata ayah, tapi kau tidak akan pernah melihat wajahnya. Kau hanya bisa membayangkan dari tuturan para pujangga istana tentang kehebatannya di medan Baratayudha!” beberapa butir bening menetes…
Hati Utari terbelah. Antara cinta yang memenjara, sekaligus rasa sesal yang menusuk. Kenangan indahnya bersama Abimanyu tetap terpahat di dinding benaknya. Bercampur rasa miris saat dia menyadari bahwa ada wanita lain di hati suaminya. Sebagai manusia dia bisa menerima suratan takdirnya. Bukankah Abimanyu adalah jodoh yang diutus Sang Hyang Widi untuk menjadi suaminya. Bukankah hanya Abimanyu yang memiliki Wahyu Hidayat (?). Tapi kadang dia tidak mampu memendam perihnya saat dia menyadari bahwa dia hanya menjadi yang kedua………………

10.43

B.i.n.g.u.n.g

Apa yang bisa menentukan
siapa yang memutuskan
benar atau salah
yakin atau tidak
jalan atau berhenti saja
menangis atau tertawa
sedih atau bahagia

sungguh saya tersiksa..

Jangan tolong saya
saya yakin saya bisa
sendiri memilih jalannya
Meskipun terluka, berdarah, dan tersiksa
saya tidak akan menyerah
sampai nanti bertemu arah

Sungguh saya tersiksa...

10.42

came as a gentleman, leave as a gentleman!

Jancok! Masih ada ya lelaki yang macarin perempuan cuma buat SEX?! Come on Guys... stop it! Kalo dari awal cuma pengen body doang, kenapa ga bilang aja? Ga brani?
Stop doing this, Guys... Kasian kan anak orang dimainin? perempuan sekarang bisa kok mikir pake otak. Mending jujur dari awal, daripada bohong dan ketauan?
if you came as a gentleman, then leave as a gentleman!

Saya kesal banget! Masih ada ternyata teman perempuan saya, bercerita sambil menangis sekerasnya, bahwa pacarnya hilang begitu saja...
Saya bilang, "Ya sudah, cari yang lain.."
Dia menjawab, "Saya tak bisa. Kami sudah melakukannya."

Aduh GiRLSSSS... Ayo dong, rombak pikirannya!!!
Kenapa harus "tak bisa berpisah karena sudah melakukan seks?" Kenapa harus mempertahankan hubungan hanya karena seks?!
Ditaruh dulu dong perasaannya, dipake dulu OTAKNYA... Pikir yang bener!

Kalian melakukannya bedua, atas kemauan kalian berdua. Jadi jika hubungan kalian sudah tidak lagi sehat, kenapa harus seks yang dijadikan alasan? Apa kalian bahagia dengan hubungan ngga sehat ini? Pasti ngga! Kalian bahagia waktu dulu, saat pertama selesai melakukannya, saat kalian merasa didekatkan oleh seks.. Well, itu dulu, Girls... Pikir lagi deh apa yang sedang tejadi.

Jika kalian memutuskan untuk melakukan seks before you guys get married, harusnya kalian juga sudah aware dengan resikonya. Resiko doing sex before married ngga cuma hamil, Girls.. Tapi juga ditinggalkan oleh lelakimu. Siapa yang bisa jamin dia bakal ada disamping kamu terus sampai kalian menikah? Dia? Bullshit...
Kalian cuma bisa nyalahin dia sekarang, ga akan bisa nyalahin dia selama hidup kalian. Percuma,lelaki ngga akan perduli.
Kalian cuma bisa berencana, dia cuma bisa berjanji, kamu cuma bisa berharap.
Garis hidup ngga akan ada yang tau.

So Girls, kalian masih punya otak, dimaksimalkan dong penggunaannya..
if you want to have sex, do it with maturity. Lakukan dengan kedewasaan, dengan sadar apa aja manfaatnya, apa aja resikonya.

Guys, kalian yang terbiasa berfikir tidak dengan perasaan, saya beritau ya.. Kalo otak kalian bener-bener ada, kalian pasti bisa menyisipkan sedikit perasaan setiap mau meniduri perempuan.
Be a gentleman, Guys.. Be strong, girls...

Don't forget to use condoms.. Always!
Peace...

10.42

B a n g s a t !

Aku yang membencimu dengan teramat sangat,
Menginginkanmu untuk segera sekararat
Agar kau mati saja dan hilang dan pergi
Agar kau berhenti tersenyum, berjalan, tertawa, atau berlari
Tanpa henti
Dalam otak, jiwa, bahkan mimpi.
Aku yang membencimu teramat sangat,
Tapi masih menyebutmu dalam karyaku…

…bangsat!

10.40

Kamu kiRa saya ReLa??

"dengan rela untuk melepaskan sesuatu yang
kita miliki,mengakui segala keterbatasan yang kita
miliki dan melepaskan semua keinginan kita untuk
sesuatu yang lebih mulia, kita akan mendapatkan
sesuatu yang jauh lebih besar..."

tulisan itu dikirimkan pada saya oleh orang yang "terpaksa" saya lepaskan.

Saya melepasmu dengan keharusan. Saya akui keterbatasan yang saya punya.
Saya lepas keinginan saya....Entah untuk apa tujuannya.
untuk sesuatu yg lebih mulia atau malah tidak. Untuk mendapatkan sesuatu yang lebih
besar atau malah tidak.
Saya tidak merasa menemukan kemuliaan dari melepaskanmu.
Sebab saya belum menemukan kebahagiaan yang saya lepas bersamaan dengan
lepasnya kamu dalam hidup saya.

Kamu rasa saya rela melepaskanmu dengan keharusan?
Saya tidak rela.

10.39

saYa (tidak) yaKin saya baHagia

Pernah tidak kau merasa menjadi orang yang paling jahat di dunia tetapi sekaligus menjadi orang yang paling bahagia di alam semesta?

Saya pernah.

Beberapa hari yang lalu saya mendengar perempuan yang merebut pria saya.... sebenarnya tidak benar-benar merebut, pria saya berpaling dari perempuan kurus, tipis, dan jauh dari manis (saya) kepada perempuan itu yang supermanis, seksi, dan berisi. Sudahlah. Pokoknya saya mendengar perempuan itu gagal meraih nilai bagus untuk tugas akhirnya. Saya bahagia.

Hari ini saya mendengar perempuan lain yang merebut pria saya yang berbeda dari pria sebelumnya.... sebenarnya tidak benar-benar merebut, pria saya berpaling dari perempuan berani, liar, dan sangar (saya) kepada perempuan itu yang kalem, lembut, dan penurut. Sudahlah. Pokoknya hari ini saya mendengar bahwa perempuan itu telah berbuat salah sehingga dibenci dengan kebencian yang amat sangat, oleh dosen yang berpengaruh pada tugas akhirnya. Saya bahagia.

Saya bahagia diatas penderitaan mereka setelah mereka tertawa bahagia disetiap derita yang saya rasakan waktu pria-pria yang saya sayangi dengan segenap hati tiba-tiba meninggalkan saya demi mereka yang jauh lebih segalanya dari saya. Saya tertawa.

Pernah tidak kau merasa sedih yang teramat sangat, sehingga saat kau menjadi orang yang paling jahat di dunia karena berbahagia atas derita yang dialami orang lain, tapi malah menjadi orang yang paling bahagia di alam semesta?

10.38

kangen.

Terbangkan saya lagi ke langit malam yang penuh dengan bintang seperti saat kau berkata bahwa saya adalah milikmu
Hanyutkan saya lagi pada air sungai yang jernih seperti kau menghanyutkanku saat kau tunjukkan kejernihan hatimu
Hangatkan saya lagi pada hujan deras yang tak kunjung reda seperti saat kau hangatkan duniaku hanya dengan mendengarmu tertawa
Hujani saya lagi dengan warna-warni pelangi seperti saat kau menghujaniku dengan pelukmu

Saya
Kangen
Kita.

08.05

are You sTrOng eNoouGh to bE mY mAn?

Saya terlanjur memposisikannya sebagai “pegangan” dalam hidup saya. Nahkoda pada kapal saya. Driver pada mobil balap saya. Imam dalam kedamaian hidup saya. My happiness. My life. Bayangkan, betapa besar arti seorang dia bagi saya.

Tapi ternyata dia tidak cukup kuat untuk saya serahi jabatan tersebut. Dia tunjukkan hal-hal indah dalam hidup, hal-hal baru yang positif. Dia ajarkan pada saya bagaimana menjadi orang yang lebih baik. Kemudian dia tinggalkan saya.

Sendirian. Tanpa tujuan lagi. Tak tahu harus kemana.
I was lost without him.

Tapi kemudian saya bangkit. Saya sadar bahwa untuk apa saya mempertahankan orang yang tidak cukup kuat untuk saya pegangi?

Mungkin saya ditakdirkan untuk tidak berpegangan pada seseorang, mungkin saya ditakdirkan untuk berdiri sendiri tanpa bantuan. Mungkin saya memang jauh lebih kuat dari dia sehingga dia berubah menjadi yang lemah ketika saya memeganginya. Kemudian dia menjadi tidak kuat saya pegangi. Kemudian dia pergi meninggalkan saya.

Mi Feo, one day, if you ever read this, you’ll realize. Bahwa cinta saya buat kamu adalah sangat besar dan kuat. Tak tergantikan. Tapi cintamu buat saya (yang entah pernah eksis atau tidak) adalah sangat mudah untuk digantikan. I’ll find someone some day, who’s much stronger than you. And you’ll feel sorry for your self at that day, because you’ve ignored a woman like me.

A woman like me.

08.03

Buat Matahariku

To the sun of mine

I have burned my self in the sun, again.
I feel my heart burned by the sun, again.
My hand burned when I touch
My eyes blind when I see
My skin numb when it came closer…
But I enjoy with scared smile on my face
Everytime the fire burns my skin
Every pain that torn my heart up
I wounded, I know.
I enjoy with my bleeding eyes closed
Every lick of the fire
Every wound that happen
Every tear of mine…
Minutes, hours, days
My heart, my brain, my soul
Bleeding like it never stop
I burn it in the sun,
Again.