02.05

falling in lust..

I'm in a lotta lust..

Percaya tidak, kita bukan hanya bisa fall in love, tapi ternyata juga bisa fall in lust. Haha, tadinya saya juga tak menyangka.. this guy i've met, Gosh! So hot.
He's not a type of mine, not even close. Tapi setiap saya melihatnya, terbakar rasanya. Yes, he's that hot.

Penasaran. Pertama kali bertemu, itu yang ada dipikiran saya. Bad boy, dengan segala gaya sok cuek-nya, dengan pesona bahan pembicaraan yang dia lontarkan, dengan cara tertawanya yang lepas, dengan rokok yang tak pernah lepas dari tangannya. Saya tergoda. Tak tahan untuk tak mengenalnya. Dan ternyata, semakin saya kenal, semakin penasaran saya dibuatnya.

Mysterious person. Bayangkan saja, dia tak pernah sekalipun bercerita tentang keluarganya. Not even once! Saya tau, ada yang tak beres disana, tapi siapa yang peduli? Saya hanya tertarik padanya, tidak tertarik pada yang lainnya. Ya maaf saja, dari awal saya memang penasaran ingin menaklukkannya, menjadikannya ada dibawah atau dibelakang saya. Oops, maaf lagi. Kejujuran memang bukan anggota badan sensor blog ini, jadi nikmati saja lah ya?

Someway, akhirnya saya bisa menguasainya. Dugaan saya tak salah diawal jumpa, he's a s** god! Mengutip dari buku yang saya baca: he's a sinfully delicious! Ah saya jatuh cinta. Bukan padanya, tapi pada apa yang dia perbuat pada saya. I'm in a lotta lust. So deeply falling in lust. Gila kedengarannya pasti, tapi jika kau bersiap untuk menghujat, bayangkan dulu orang seperti dia datang ke kehidupanmu. Hmmm, tetap tak tahan untuk mengatai saya? Berarti kau tak pernah punya seseorang yang begitu hebat diranjang dan memujamu habis-habisan.
Hehehhehehe... saya hanya bisa tertawa kalau begitu adanya.
Dunia saya jadi indah kembali, kami saling memuja dan memuji. Rasanya seperti bersama dalam dosa besar ini. Berdua menjadi iblis yang paling hina di bumi.

Tapi, tunggu sebentar, apa ini?
Ah! kenapa dia harus menulis kata-kata seperti itu dalam smsnya pada saya?
“aku sayang kamu”

....saya hanya ingin menikmati, sayang.. bukan dimiliki.. Diam saja lah, dan nikmati hidup ini.
Kapan kita kesana lagi?

02.04

pathetic sl*t...

My life is none of your business..

Saya dikirimi e-mail dari seseorang yang sedang mengalami sakit hati. Masalah klise bagi saya. Beda agama, pacarnya bertemu perempuan lain yg lebih menarik (plus seagama), lalu dia ditinggalkan. Klise. Sangat klise.

Coba baca penggalan e-mail yang ditulis oleh perempuan pathetic itu untuk saya..
“...dan dia dah bersumpah mandul kalo dia lebih cinta ke aq dari R***, dan aq tau R*** sebagai pelarian aja”
Yeah..yeah.. mau dia sumpah mandul atau sumpah pocong, dia tetep lebih milih R*** bukan? Perempuan bodoh.. Pantas lah lelakimu mudah terpikat perempuan lain.
Hahahaha saya jadi teringat, saya juga pernah jadi perempuan bodoh, ditinggal lelaki karena dia lebih enjoy bersama perempuan lain. Tapi otak saya tak sedangkal itu lah, berfikir bahwa menyuruh lelaki bersumpah mandul itu ada gunanya... come on.. what next? Beli tiket kereta ke Jombang untuk mengantri bertemu Ponari?

“aq tau gmn cara hadapi patahhati... paling tidak lebih patah hati km te, karena km dah bela2in pergi kejogja dan km dah melakukan hubungan terlarang. Yah pasti km susah ngelupainnya...”
Woooaa.. ini sudah melewati batas sopan menurut saya. Saya tak pernah berteman dengannya, tak pernah nongkrong bareng, bergosip di telepon, atau saling bertukar masalah termasuk masalah sex. Hah! Who the hell she think she is? Let's go find out..
Oh! by the way, kalau2 dia baca tulisan ini, fyi..lelaki yang pernah saya tiduri bukan hanya yang di Jogja kok Bu, dan saya bukan perempuan sehina itu, yang patah hati cuma karena sex. Oh ya, satu lagi, kapan itu saya menginap dihotel yang sama denganmu, direkomendasikan oleh lelakimu, berdasarkan pengalamannya disitu, denganmu... Hahahahaha!

“aq seorang konselor dan paling tidak segala teori aku tau.. dan aq mau pake jalanku sendiri untuk ngadapi masalahku”
huwahahahaha ini yang bikin saya sakit perut! Dia sebut dirinya konselor, huh? Hanya karena dia bekerja sosial mendengarkan curhat lewat telepon, dia pikir dirinya konselor... Ah. Saya semakin yakin, lelakinya itu sangat tepat memilih keputusan. Siapa yang tahan dengan drama queen seperti itu? (fyi, she doesn't know apa itu drama queen.. sumpah! Dimana dia hidup selama ini ya?)

Sudah deh. Cukup menghujatnya. Tak perlu lah lebih lanjut menghina perempuan hina. Well, patah hati memang bukan urusan yang gampang untuk diselesaikan. Bagi siapa saja yang pernah mengalaminya, mari ramai-ramai mengaku bahwa sakit hati jauh lebih merepotkan dari sakit apapun. Susah cari obatnya. Batu ponaripun belum tentu bisa mengatasinya. Saya akui saja, sebagian besar tulisan saya adalah tentang hati saya yang patah, lalu utuh lagi tiba2, lalu patah lagi, hancur, kemudian utuh lagi. Hebatnya Tuhan Yang Maha Kuasa, diciptakannya entah bagaimana, hanya hati yang bisa remuk lalu utuh kembali.

01.53

hati vs otak

Saya masih tak tertarik dengan komitmen. Trauma saya dibuatnya. Dari awal saya mulai berhubungan dengan lelaki, saya tak pernah tertarik dengan komitmen. Bagi saya komitmen itu tak ada gunanya. Sama sekali tak ada gunanya.
Suatu waktu dalam hidup saya, untuk pertama kalinya saya temukan lelaki yang bikin saya merasa jadi perempuan seutuhnya: cengeng, dan berhati. Ya, berhati, mempunyai hati. Percaya pada hati. Padahal tak pernah saya percaya pada hati. Hati selalu membuat realita menjadi bias, bayangannya pun tak kelihatan jika hati sudah berdiri menantang. Saya lebih memuja otak, yang selalu membawa saya pada jalan yang benar. Jika sudah otak yang memutuskan, saya tak pernah menyesal menjalani sesuatu. Tidak seperti saat saya berhati. Saya menyesali, sampai saat ini.
Hati yang menggoda saya untuk percaya padanya, dan dengan bodohnya saat itu saya ikut saja. Hati merasa saya cinta pada lelaki itu, lalu berbisik pada saya untuk memulai sesuatu yang baru, membujuk saya agar pelan-pelan merubah mind-set yang selama ini dikuasai otak, memanggil harapan untuk berkolaborasi membius saya.....untuk berkomitmen.
Saya pasrah saat itu, saya ingat benar, hati tertawa. Mengubah background hidup saya yang tadinya hanya hitam, putih dan merah (simbol yin, yang, plus fearless menurut saya) menjadi penuh warna dan bunga. Saya bahagia. Berterima kasih pada hati yang bisa berbuat sedemikian indah pada hidup. Tak menyangka, sama sekali tak menyangka ada banyak warna lain dalam dunia.
Tapi...
ketika kenyataan tiba2 muncul, menunjukkan pada saya bahwa ada perempuan lain yang meratui hidup lelaki saya saat itu, hati membuat saya sakit! Hati bikin saya menangis berjam-jam, diam tak bergerak bermenit-menit, kesakitan merasakan akibat perbuatannya pada saya. Lalu harapan, yang tadinya selalu bersama hati, hilang pergi begitu saja. Melepas semua tanggung jawab yang sudah diperbuatnya. Saya tak sempat menoleh padanya, tak sempat saya perhatikan, apakah harapan meninggalkan saya sambil tertawa keras, mensyukuri saya yang terperdaya.

Saya tak mau lagi percaya pada hati. Tak akan! Tak juga akan memberikan kesempatan pada harapan untuk mengujungi saya meski hanya untuk sekedar menyapa. Huh! Tak usah saja. Saya akan baik saja dengan otak dan realita. Saya tak mau tertipu untuk kali kedua.

....kemarin, ada lelaki yang mengajak saya berkomitmen. Saya lihat ada hati dan harapan tersenyum manis bersamanya. Saya langsung muak. Bukan karena lelaki itu, tapi karena melihat senyuman hati dan harapan. Saya usir mereka, saya tak mau berjumpa.
Entah apa yang dirasakan lelaki itu saat saya bilang tak mau berkomitmen dengannya. Yang penting, saya masih bersamanya. Tanpa hatipun, saya bisa bahagia.