08.11

YaKin.

Aku tak tahu alasan apa yang tepat untuk menjelaskan situasi ini. Jika kalian bertanya seyakin apa aku padanya, hanya ada satu jawaban yang akan keluar dari mulut jahatku ini : saya yakin. Seyakin-yakinnya.

Dia.

Hmmm bahkan menulis sesuatu tentang dia pun aku kesulitan. Terdiam tiba-tiba. Padahal biasanya lancar sekali aku memikirkan kata-kata, menuliskannya, atau mengucapkan kata-kata itu langsung pada orang yang dituju. Well, tidak padanya.
Dia bikin aku diam. Tapi dalam diam itu pula aku berlompatan. Jungkir balik, tertawa terbahak-bahak, bertepuk tangan sekerasnya, mengangkat tangan keudara, membiarkannya bebas. Serasa dalam diam pula, ada angin semilir meniup wajah. Pelan, lalu lama-lama jadi nyaman.

Dia bikin aku tak perlu repot berkata-kata. Dia ajari aku menjelaskan dengan diam. Mungkin kalian tak akan paham, tapi dia tau maksudku. Dan itu, adalah lebih dari cukup untukku.
Jadi, ketika kalian bertanya seyakin apa aku padanya, jawabannya akan tetap sama : seyakin-yakinnya. Tak perlu panjang menjelaskan mengapa aku yakin. Tak perlu alasan untukku menjadi yakin. Aku dan dia tau yang sebenarnya. Kami menyimpannya hanya untuk kami saja. Lalu kami diam.

My friend once said, sometimes you don’t have to have any reason to do something. Sometimes it just happens, you just can’t help yourself into it. And that’s what happening to me at the time. I don’t have any explanation of why I care about this guy so much. All I know is that I want to be with him all the time.

all
the
time.

..for good.

0 comments: