05.24

kapan kawin?

7 November 2008

Kawin, menikah, apalah. What do you think?

Menikah. Marriage. Apalah sebutannya. Kata ini tambah sering terdengar didunia perempuan seusia saya. Kapan kawin? Awas kebablasan, ntar ga keburu umur, awas jadi perawan tua. Hah! Orang belum nemu jodoh kok didoain yang jelek mulu, malah ditakut2in bgitu. Lagian, sembarangan saja menuduh orang sebagai perawan tua. Siapa yang masih perawan?!

Mengapa tak bertanya atau berujar “ya semoga cepat dapet yg cocok” atau “kalau itu keputusanmu ya sudah”. Lebih enak didengar bukan? Memang suka aneh orang2 disekitar saya itu. Pasti mereka juga anggap saya aneh jika mendengar pendapat saya tentang kawin.

Well, saya tak tertarik pada yang mereka sebut Pernikahan. Tidak pernah tertarik. Bagi saya, pernikahan itu tak pernah jadi ending yang bahagia seperti cerita cinderella. Pernikahan itu awal dari bencana! First of all, bayangkan ya, you have to wake up and see the same person every morning for the rest of your life. You just have one person to have sex with, for the rest of your life. Saya tidak bisa hang out dengan teman2 lelaki lagi karena harus memegang teguh komitmen untuk berdua selamanya. Hah jika ingin berdua selamanya, kenapa harus ingin punya anak?

Kemudian ide tentang perempuan harus bangun lebih dulu dari suami, bikin sarapan dan kopi, membangunkan suami, dan menyiapkan peralatan mandi. Halooooowwh! Jika kalian para lelaki menginginkan perempuan seperti ini untuk istri kalian nanti, kalian masih menyebut diri kalian laki-laki? Masih minta dihormati sebagai kepala rumah tangga? Bangun lebih pagi dari istri saja tak bisa, gimana minta dianggap sebagai pemimpin rumah tangga? Lalu, yang paling parah, menyebut dirinya imam, tapi sholat subuh saja menunggu dibangunkan istri. Cuiiiihhh...!!! gimana saya mau tertarik menikah jika konsep yang ditawarkan dan diperlihatkan adalah seperti itu?

Tolong dong ya para orang2 yang lebih tua, kami ini generasi muda yang punya mata dan telinga hebat. Kasih liat pada kami wujud pernikahan yang benar. Lha wong sudah tau pernikahan membuat kalian sengsara begitu kok, seenaknya saja menyuruh kami untuk melakukannya juga.

Saya sih tidak skeptis dengan pernikahan. Jika ada yang ingin menikah, ya silahkan saja. Saya cuma menuliskan pendapat saja kok, siapa tahu bisa jadi bahan pertimbangan untuk kalian2 yang buru2 ingin menikah karena takut disebut perawan tua.

Well, siapa suruh umur segitu masih perawan?

0 comments: